03.59

Silam


Aku tidak ingin menyumpah,
Karena terasa cukup sumpah serapah
Aku tidak mau memaki,
Karena terasa cukup caci maki.
Yaah, benar disini kecewa ,
Dan tidak salah juga kalau disini ada pokok-pokok pohon lapuk yang dipaksa roboh.
Masih mencoba untuk tetap terus bertahan,
Walau hanya dengan bayang-bayang
Meski harus gemetaran, mimpi kita menguatkan, membangunkanku dari diam tak berhingga.
Meski engkau tak disisi, ahh aku sudah tidak terlalu peduli.
Asalkan  mimpi-mimpi kita masih menemani.
Mimpi  itu, akan membangunkan, menuntun, untuk meyatakannya.
Seperti kataku dalam katamu,
Aku akan mencoba berbahagia(palsu) melihatmu bahagia.
Bahkan jika definisi bahagiamu adalah dengan membuat lubang-lubang menganga.
Bahkan sampai saat ini, aku masih terus bergetar saat jarak pemisah antara kita memudar
Sama seperti tahun-tahun silam.
Aku masih bergetar hebat, ketika melihat gambarmu dengannya.
Tertawa, seolah menertawakan. (Masih belum berubah)
Aku akan berjalan, berlari, dan tetap hidup dengan mimpi-mimpi kita di sampingku.
Aku akan menyayangi, Berkasih, bercinta & di asingkan lagi. Berkali-kali.
Ahh, tak mengapa
Aku masih berhutang perjuangan pada mimpi-mimpi kita, dan akan terus membayarnya.
Pada pulau—pulau cinta tempat berjemur menghabiskan senja.
Masa itu, adalah masa aku menghabiskan tetes airmata kelelakian.
Usai itu, hanya ada semburat, bahkan untuk darah dagingku.
Bodoh, aku lupa kalau engkau sudah tidak mau tahu.

0 komentar: