14.53

Mabuk (lagi)

Aku rindu saat itu
menjelang pagi dengan embun diwajahku
senyummu membangunku.

Helaian-helaian hijau basah
melambai-lambai memanggilku.

Aku rindukan tanah hitam tempat aku berbagi
mencecap manisnya tanah gembur,
yang pernah kita rintis bersama
atau tempias hujan yang memburu gubuk kita saat badai.

Juga saat menyusuri anak sungai
berharap ada makan malam bergizi
atau berlayar di sungai besar
kemudi perahu membawa kita kehulu dan muara
serta terik mentari, yang jinak menjilati kulit-kulit legam kita.

Dan saat diperaduan,
menikmati santap malam yang boleh jadi penuh nutrisi
atau hanya kan menjadi sampah esok pagi.

Petuah-petuah mu membuaiku pada khayalan mati
yang sampai mati masih ingin ku gapai.

Desiran angin malam
membuaiku dalam pelukanmu (ayah).

0 komentar: