14.15

Ohh Jarak



Memungut sisa api asmaramu di telaga kalbu, adalah semangat membabu kasihku yg jengah.

Artimu rindu, seperti mengais panas di teriknya rembulan, sembari melukis pelangi di malam hari.

Butuh lebih dari sekedar sepi untuk menakhlukan kami.

Kami pernah sedekat itu, melebihi jarak telinga dg matamu, yg tak mesti kau lihat ujud, hingga senyummu teramat lekat pada apa yg kulihat, bahkan aromamu terlalu pekat pada udara yg ku cecap, juga tekstur jangatmu yg hangat.

0 komentar: